Cara Cermat Memilih Rumah Idaman
Salah satu kebutuhan manusia yang mendasar adalah masalah
perumahan. Rumah sebagai tempat
tinggal adalah salah satu kebutuhan pokok manusia selain pakaian dan makanan. Tiap manusia membutuhkan rumah untuk tempat berlindung dan sebagai tempat berkumpul
dan berlangsungnya aktivitas keluarga.
Sekaligus sebagai sarana investasi. Fungsi rumah juga telah
berubah, dari yang semula hanya
sekedar sebagai tempat berlindung. Kini sebuah rumah tak cukup hanya untuk berteduh namun juga
dituntut untuk mengakomodir kebutuhan dan
keinginan pemiliknya. Seperti lokasi yang stategis, bangunan yang bagus
& kokoh, dan lingkungannya
yang nyaman. Dengan kata lain tak cukup hanya asal untuk berteduh namun juga harus bisa menjadi tempat tinggal yang
layak.
Berikut ini
ada beberapa hal yang bisa digunakan sebagai pertimbangan :
1. Legalitas
Umumnya, masyarakat kini mencari properti (khususnya rumah)
yang sudah dengan status SHM (Sertifikat Hak Milik) dan SHGB (Sertifikat Hak
Guna Bangunan).
Hal yang perlu diketahui oleh Anda adalah bahwa hak
kepemilikan tanah yang bisa dibiayai dengan KPR hanya dua, yaitu hak milik
(pembuktian SHM) dan Hak Guna Bangunan (SHGB).
Artinya, pastikan Anda membeli rumah dengan status Hak Milik
dan HGB. Kedua status tersebutlah yang akan diterima oleh pihak bank.
Jika Anda membeli rumah dengan bentuk girik, mau tidak mau
Anda harus daftarkan menjadi Hak Milik.
2. Lokasi
Cara kedua adalah memilih lokasi. Dalam mempertimbangkan
lokasi, Anda harus mempertimbangkan tiga hal untuk melihat lokasi yang
strategis seperti cocok peruntukannya, akses mudah, dan prospektif.
Ada pepatah yang mengatakan bahwa mencari rumah sama seperti
mencari jodoh. Tidak hanya dilihat dari wujud fisik rumahnya saja tetapi juga
mengikut sertakan insting atau menggunakan feeling.
Kemudian, jangan pernah ragu untuk mencari informasi dari
orang sekitar. Anda bisa menggunakan fitur resensi proyek perumahan baru dalam
Rumah.com.
Nanti, akan dijelaskan mengenai lokasi perumahan saat ini
dan prospek perumahan mendatang, pertimbangannya dari perkembangan pembangunan
infrastruktur seperti fasilitas umum dan tata ruang wilayah.
3. Lingkungan
Jika lokasi bersifat umum, lingkungan lebih spesifik lagi.
Sesuaikan lingkungan dengan kebutuhan Anda.
Misalnya, jika Anda memiliki anak-anak usia kanak-kanak,
usahakan tinggal di lingkungan dengan warga yang memiliki anak seumuran.
Hindari tinggal di lingkungan yang banyak dihuni pensiunan.
Pasalnya, seorang anak butuh kawan sebaya yang bisa diajak
bermain untuk proses tumbuh kembangnya.
Selain itu, pertimbangkan juga keamanannya. Apakah rumah
tersebut berada di pinggir jalan raya atau agak menjorok ke dalam. Rumah di
pinggir jalan raya kurang cocok untuk keluarga dengan anak usia kanak-kanak.
Pertimbangkan juga soal sistem keamanan.
Hal lain yang harus diperhatikan dalam aspek lingkungan ini
adalah sarana dan prasarana, seperti jarak dengan fasilitas pendidikan,
kesehatan, pusat perbelanjaan, dan hiburan.
Hunian yang aman dan lengkap ternyata belum dikatakan
idaman. Anda juga harus perhatikan keasrian suasana rumah dan hijau, lebar
jalan, sistem drainase atau sanitasi dan potensi bencana seperti banjir.
Intinya, dalam mempertimbangkan lingkungan, Anda harus
mengedepankan kenyamanan Anda dalam menjalankan rutinitas sehari-hari. Jangan
sampai, rutinitas Anda akan terhambat.
4. Logika
Terakhir adalah gunakan logika Anda dalam memilih ruamh yang
akan dibeli. Biasanya pihak pengembang akan mengeluarkan jurus-jurus jitu untuk
membangun kepercayaan konsumen untuk segera membeli dagangan rumah mereka.
Pengembang melakukan marketing yang boombastis itu sah-sah
saja. Sekarang, tinggal keputusan Anda. Jadilah calon pembeli yang tidak
langsung percaya dengan iming-iming pengembang.
Misalnya, harga sebuah rumah dipatok seharga Rp500 juta.
Kemudian, pihak pengembang mengutarakan akan ada kenaikan harga sebesar 20%.
Tugas Anda, cari tahu apakah benar perumahan itu akan mengalami kenaikan harga
sebesar 20%?.
Caranya, Anda bisa menanyakan kepada masyarakat sekitar atau
melihat harga NJOP. Atau bisa juga dengan mengumpulkan beberapa daftar
perumahan sekitar yang sudah dibangun lebih dulu.
Kemudian, hitung kisaran kenaikan dan selisihnya. Kalau
perlu Anda tanyakan kepada penghuni rumah tersebut.
sumber : rumah.com